Rabu, 08 April 2009

Model Pembelajaran PQ4R

MODEL PEMBELAJARAN STRATEGI BELAJAR ELABORASI METODE PQ4R
Oleh : Muhammad Ali


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran Sains-Biologi di SMP selama ini mengacu pada pendekatan pembelajaran keterampilan proses, yang didasarkan pada Anonim (1995a; b; c). Namun pelaksanaannya belum maksimal, yang dapat dilihat dari keterampilan siswa yang masih kurang dalam menerapkan metode ilmiah untuk mempelajari konsep-konsep biologi. Pada dua tahun terakhir, siswa kelas III SMP menunjukkan prestasi belajar pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme yang masih di bawah standar rata-rata, yakni kurang dari nilai 6,0.
Persoalan utama yang masih sering dihadapi saat ini adalah guru kurang kreatif menemukan inovas-inovasi baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Guru masih kurang memperhatikan karakteristik setiap pokok bahasan dalam menerapkan model-model pembelajaran kontekstual, terutama pokok bahasan yang bersifat pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pokok bahasan kelangsungan hidup organisme merupakan pokok bahasan yang bersifat pengetahuan deklaratif dan prosedural. Untuk itu perlu adanya inovasi pengajaran berupa penggunaan model-model pengajaran yang sesuai dengan ciri khas pokok bahasan tersebut.
Salah satu model pembelajaran kontekstual yang mengajarkan bagaimana siswa belajar dengan benar terutama pada pengetahuan yang bersifat deklaratif dan pengetahuan prosedural adalah melalui model pembelajaran strategi-strategi belajar (Learning Strategy), dan jenis yang sering digunakan adalah metode PQ4R (Preview, Question, Read, Recite, Reflection, Review) (Indana, 2003).
B. Ruang Lingkup Permasalahan
Rendahnya prestasi siswa dalam penguasaan konsep pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme merupakan masalah yang mendesak untuk dipecahkan. Pendekatan dan metode mengajar guru yang kurang inovatif terutama dalam menerapkan model-model pembelajaran kontekstual yang sesuai dengan karakteristik pokok bahasan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural diidentifikasi sebagai penyebab utama. Salah satu model pembelajaran kontekstual yang mengajarkan bagaimana siswa belajar dengan baik pada pengetahuan yang sifatnya prosedural dan deklaratif adalah strategi-stratesi belajar elaborasi metode PQ4R. Berdasarkan karakteristik pokok bahasan kelangsungan hidup organisme maka, dapat diidentifikasi penyebabnya antara ain:
1. Guru mengajarkan pokok bahasan kelangsungan hidup organisme tidak inovatif dan masih menggunakan pendekatan konvensional dengan mengandalkan metode ceramah dan diskusi yang tidak terbimbing.
2. Siswa belum diajari bagaimana teknik dan strategi belajar yang efektif dan efisien dalam mempelajari pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
3. Siswa mudah lupa pada materi-materi yang bersifat abstrak sehingga prestasinya belum memuaskan.
4. Keterampilan proses siswa seperti mengajukan pertanyaan, mengkomunikasikan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, dan menginterpretasikan data masih sangat rendah.
Berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan sekitar pengajaran pokok bahasan kelangsungan hidup organisme begitu kompleks maka, masalah yang diajukan dalam perumusan model pembelajaran ini adalah: ”Apakah dengan penerapan model pembelajaran strategi-strategi belajar PQ4R dapat meningkatkan prestasi belajar dalam penguasaan konsep pokok bahasan kelangsungan hidup organisme pada mata pelajaran biologi SMP?”
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penggunaan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan penguasaan konsep pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme.
b. Untuk meningkatkan keteramplan proses siswa dalam mengikuti pelajaran berupa keterampilan mengamati, mengajukan pertanyaan, melakukan prediksi, menginterpretasi data, mengkomunikasikan, dan merumuskan kesimpulan.
c. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok.
2. Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut maka, penggunaan model pembelajaran ini akan memberi manfaat sebagai berikut:
a. Guru dalam melaksanakan pembelajaran akan memiliki arah yang jelas dalam membimbing kegiatan siswa secara bertahap.
b. Siswa akan memahami teknik dan cara yang belajar yang tepat dalam menguasai konsep-konsep tertentu dan memiliki keterampilan-keterampilan yang nanti berguna bagi dirinya.
c. Penguasaan konsep-konsep penting akan cepat dapat tercapai sesuai tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) atau pembelajaran kontekstual merupakan salah satu macam dari pembelajaran kontruktivisme yang mengajarkan tentang sifat dasar bagaimana manusia belajar. Kata kunci kontruktivisme adalah to contruct. Oleh karena itu pada pembejaran kontekstual para pebelajar seharusnya sungguh-sungguh membangun makna dalam sudut pandang pembelajaran bermakna bukan sekedar hapalan atau tiruan (Corebima, 2003; Ibrahim, 2003a).
Pola pembelajaran kontekstual sangatlah berbeda dengan pembelajaran konvensional yang selama ini kita kenal yang lebih menyandarkan kepada hapalan dan informasi ditentukan oleh guru serta penilaiannya hanya melalui kegiatan akademik. Menurut U. S. Departmen of Education and the National School-to-Work Office dalam Nur (2001) pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru menghubungkan konten materi ajar dengan situasi-situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya ke dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Lebih lanjut Nur (2001), pembelajaran kontekstual merupakan pengajaran yang memungkinkan siswa menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang diasumsikan. Untuk memecahkan masalah-masalah akademik seorang guru perlu memotivasi siswanya dengan cara menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari siswa dengan kehidupan nyata yang dialami siswa sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman menjadi relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup (Corebima, 2003). Jelaslah bahwa penerapan pembelajaran kontekstual akan menciptakan ruang kelas yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif, bukan hanya pengamat yang pasif, dan bertanggung jawab terhadap belajarnya.
Dalam mempelajari sains, khususnya mata pelajaran biologi pengajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual tidaklah sulit untuk diterapkan, karena konsep-konsep biologi banyak berhubungan dengan dunia keseharian siswa.
Menurut C-Star University of Washington (Anonim, 2002a; Sulistiyono, 2003) ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yaitu: (1) modeling, (2) learning community, (3) questioning, (4) inquiry, (5) constructivism, (6) assessment authentic, dan (7) reflection. Dari tujuh prinsip pembelajaran kontekstual tersebut, inkuiri dapat mencakup beberapa prinsip lainnya, misalnya learning community, questioning, contructivism dalam penerapannya melalui keterampilan proses sains.
2. Keterampilan-keterampilan Proses Sains
Menurut Ibrahim (2003d) dan Anonim (tanpa tahun) bahwa keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa pada saat mereka melakukan inkuiri ilmiah. Keterampilan-keterampilan proses tersebut adalah pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, penggunaan bilangan, penginterpretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model.
Dari keterampilan-keterampilan proses di atas yang ada hubungannya dengan penelitian ini, adalah: Pengkomunikasian; mengatakan apa yang diketahui dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi, dan grafik. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat melakukan komunikasi adalah pemaparan pengamatan atau dengan menggunakan perbendaharaan kata yang sesuai. Anonim (1999) melaporkan, pada umumnya guru kurang terlatih melakukan praktik pengajaran yang mengarah pada segi keterampilan proses.
Agar proses pembelajaran kontekstual dapat lebih efektif kaitannya dengan pembelajaran siswa, guru diharuskan merencanakan, mengimplementasikan, merefleksikan, dan menyempurnakan pembelajaran. Untuk keperluan itu, guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut: (1) mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa, (2) memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui pengkajian secara seksama, (3) mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam proses pembelajaran kontekstual, (4) merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan kehidupan mereka, (5) melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan mengaitkan apa yang dipelajarinya dengan fenomena kehidupan sehari-hari, dan (6) melakukan penilaian terhadap pemahaman siswa. Hasil penilaian tersebut dijadikan sebagai bahan refleksi terhadap rancangan pembelajaran dan pelaksanaannya (Corebima, 2003).
3. Strategi-strategi Belajar
Menurut Puspitasari (2003) bahwa strategi-strategi belajar merupakan pengajaran yang mengajarkan siswa bagaimana belajar, mengingat, berpikir, dan bagaimana memotivasi diri sendiri. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa, keberhasilan siswa dalam belajar sebagian besar bergantung pada kepandaian mereka belajar secara mandiri sekaligus memonitor hasil belajarnya (Corebima, 2003).
Strategi-strategi belajar juga dikenal sebagai strategi kognitif, karena strategi tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada tujuan belajar perilaku. Oleh sebab itu strategi-strategi belajar dalam penerapannya pada siswa memiliki tujuan untuk membentuk siswa sebagai pebelajar mandiri (Puspitasari, 2003). Lebih lanjut dijelaskan bahwa, pebelajar mandiri memiliki ciri mampu melakukan empat hal yaitu; (1) mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu secara cermat, (2) menentukan dan memilih strategi-strategi belajar tertentu untuk masalah atau topik belajar tertentu, (3) memonitor dan mengevaluasi keefektifan strategi tersebut, dan (4) memotivasi diri sendiri untuk terlibat dalam suatu proses pembelajaran sampai masalah terselesaikan.
Jenis-jenis Strategi Belajar
Ada empat jenis strategi-strategi belajar, yaitu strategi mengulang, strategi elaborasi, strategi organisasi, dan strategi metakognitif. Secara khusus akan diulas mengenai strategi elaborasi (Puspitasari, 2003).
Lebih lanjut Puspitasari (2003) menjelaskan bahwa strategi-strategi elaborasi adalah suatu strategi pembelajaran yang membantu siswa dalam proses pengembangan makna informasi baru dengan penambahan rincian dan penemuan hubungan-hubungan. Strategi elaborasi terdiri dari analogi, catatan matriks, dan PQ4R. Strategi elaborasi yang telah lama dikenal adalah metode PQ4R. Metode ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P singkatan dari Preview (membaca selintas dengan cepat), Question (bertanya), Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (tanya jawab sendiri), Review (mengulang secara menyeluruh). Langkah-langkah penerapan PQ4R mengikuti urutan nama-nama tersebut, yaitu: (1) Preview adalah tugas membaca dengan cepat dengan memperhatikan judul-judul dan topik utama, baca tujuan umum dan rangkuman, dan rumuskan isi bacaan tersebut membahas tentang apa, (2) Question adalah mendalami topik dan judul utama dengan mangajukan pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan di dalam bacaan tersebut, kemudian mencoba menjawabnya sendiri, (3) Read adalah tugas membaca bahan bacaan secara cermat, dengan mengecek jawaban yang diajukan pada langkah kedua, (4) Reflect adalah melakukan refleksi sambil membaca dengan cara menciptakan gambaran visual dari bacaan dan mengubungkan informasi baru di dalam bacaan tentang apa yang telah diketahui, (5) Recite adalah melakukan resitasi dengan menjawab dengan suara keras pertanyaan yang ajukan tanpa membuka buku, dan (6) Review adalah langkah untuk mengulang kembali seluruh bacaan, baca ulang bila perlu, dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Berdasarkan dari kajian tersebut, maka model pembelajaran strategi elaborasi metode PQ4R memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan antara lain.
1. Keunggulan
a. Sangat tepat digunakan untuk pengajaran pengetahuan yang bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah, dan pengetahuan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Dapat membantu siswa yang daya ingatannya lemah untuk menghapal konsep-konsep pelajaran.
c. Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan.
d. Mampu membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannya.
e. Dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan yang luas.
2. Kelemahan
a. Tidak tepat diterapkan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat prosedural seperti pengetahuan keterampilan.
b. Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa (buku paket) tidak tersedia di sekolah.
c. Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah siswa yang telalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal terutama dalam merumuskan pertanyaan.
B. Kajian Empirik
Telah banyak dilakukan penelitian tentang model pembelajaran strategi elaborasi metode PQ4R, dan ternyata metode ini terbukti efektif dalam membantu siswa menghafalkan informasi dari bacaan (Nur, 2000:35). Melakukan preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-judul dan topik-topik utama membantu siswa sadar akan organisasi bahan-bahan baru tersebut, sehingga memudahkan perpindahannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Resitasi informasi dasar, khususnya bla disertai dengan beberapa bentuk elaborasi, kemungkinan sekali akan memperkaya pengkodean.
III. DESAIN MODEL PEMBELAJARAN
1. Tahap Persiapan
a. Pada tahap persiapan pelaksanaan model pembelajaran strategi elaborasi metode PQ4R diawali dengan pemilihan materi pelajaran yang sesuai dengan karakteristik model. Model pembelajaran ini sangat cocok untuk pengetahuan yang bersifat deklaratif.
b. Persiapkan sarana pendukung proses belajar mengajar seperti buku siswa, lembar kerja siswa, dan jurnal siswa.
c. Buatlah tatanan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif yang bersifat heterogen.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran strategi elaborasi metode PQ4R adalah sebagai berikut:
Langkah 1 Preview



Langkah 2 Question



Langkah 3 Read



Langkah 4 Reflection



Langkah 5 Recite




Langkah 6 Review
Siswa membaca secara cepat judul-judul dan topik-topik utama, baca tujuan umum (overview) dan rangkuman, dan ramalkan bacaan tersebut akan membahas tentang apa.
Siswa mendalami topik-topik dan judul-judul utama dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan di dalam bacaan tersebut.
Siswa membaca ulang bahan tersebut dengan cara menggaris bawahi atau menemukan ide-ide utama kemudian mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Siswa melakukan refleksi sambil membaca. Kemudian membuat gambaran visual dari bacaan. Siswa mencoba untuk menghubungkan informasi baru di dalam bacaan degan apa yang telah diketahui.
Setelah membaca siswa melakukan resitasi dengan menjawab suara keras pertanyaan yang diajukan tanpa membuka buku. Hafalkan daftar atau fakta-fakta penting lain yang terdapat dalam bacaan dengan suara keras atau pelan
Siswa mengulangi kembali seluruh bacaan, baca ulang bila perlu, dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan menyusun rangkuman hasil bacaannya.
3. Tahap Penilaian
Proses penilaian dalam model pembelajaran strategi elaborasi metode PQ4R ini adalah penilaian berbasis kelas yang terdiri dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran yang terdiri dari beberapa tegihan seperti; kuis, pengamatan, dan fortofolio. Penilaian pengamatan dilaksanakan oleh siswa dan guru sedangkan penilaian fortofolio dilaksanakan oleh guru berdasarkan hasil karya siswa berupa tugas kelompok atau tugas individu. Penilaian hasil dilaksanakan dengan menggunakan tes tertulis pada akhir pelajaran bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar yang disyaratkan oleh kurikulum.
IV. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Materi Pelajaran (Buku Siswa)
Reproduksi dari satu Induk
(Perkembangbiakan Aseksual)
Pernakah kamu melihat rumput muncul dipermukaan tanah yang berasal dari sisa organ tubuh yang ada di dalam tanah pada awal musim hujan? Ataukah pernakah kamu memperhatikan kentang atau wortel yang disimpan lama akan muncul mata tunas.
Jika kamu menjawab ”ya” terhadap pertanyan di atas, berarti kamu telah melihat bukti perkembangbiakan aseksual. Pada setiap kejadian tersebut, makhluk hidup baru dibentuk dari salah satu induk tunggal, dengan tidak ada kombinasi baru materi genetik. Rumput, pisang, kentang, dan wortel memiliki bahan genetik yang sama (identik) dengan materi genetik induknya.
Reproduksi dimana makhluk hidup baru terbentu dari satu induk disebut perkembangbiakan aseksual (reproduksi vegetatif). Di dalam perkembangbiakan aseksual, semua materi genetik pada makhluk hidup baru diperoleh dari satu induk. Dalam hal ini, ADN (Asam Dioksiribo Nukleat) pada mata tunas pisang, kentang, dan wortel sama dengan ADN yang terdapat pada induk pisang, kentang, dan wortel mula-mula, sehingga sifat-sifat makhluk hidup baru sama dengan sifat induknya.
Perkembangbiakan dengan Pembelahan (Membelah Diri)
Bagaimana sel membelah
Tahukah bahwa kamu telah tumbuh dari bayi sampai ukuranmu dewasa sekarang? Ini disebabkan karena kebanyakan sel yang menyusun tubuh makhluk hidup membentuk sel baru dengan cara pembelahan menjadi dua yang disebut dengan pembelahan mitosis. Semua makhluk hidup disusun oleh sel, dan semua sel berasal dari sel sebelumnya. Seperti halnya perkembanganmu dari bayi, anak-anak, sampai dewasa seperti sekarang, kamu tumbuh karena selmu selalu membelah. Sebelum sebuah sel membelah menjadi dua, semua informasi genetika (penentu sifat) yang terdapat di dalam ADN digandakan terlebih dahulu.
Fase pembelahan sel secara mitosis terdiri dari:
Fase 1 (Interfase) kromosm di dalam inti digandakan
Fase 2 (Profase) kromosom tampak selubung inti mulai hilang
Fase 3 (Metafase) kromosom berpasangan di equator selubung inti sudah tidak ada
Fase 4 (Anafase) pasangan kromosom memisah dan menuju ke kutub berlawanan
Fase 5 (Telofase) sel membelah selubung inti muncul kembali
Selain permbelahan secara mitosis, terdapat juga pembelahan jenis lain, yaitu pembelahan meiosis. Pembelahan sel secara meiosis terjadi pada saat pembentukan sel kelamin. Di dalam pembelahan secara meiosis, terjadi dua kali pembelahan inti, yaitu meiosis I dan meiosis II. Fase-fase pada pembelahan, sama dengan nama fase pada pembelahan mitosis.
Fase-fase pembelahan secara meiosis
Meiosis I terdiri dari:
Profase I benang-benang kromosom mengadakan penggandaan (duplikasi) dan benang-benang spinsel muncul. Membran inti dan nukleolus (anak inti) hilang.
Metafase I pasangan kromosom mengatur diri pada bagian tengah sel. Sentrpmer terdapat di kedua kutub sel tempat melekatnya benang-benang spindel.
Anafase I setiap pasangan kromosom memisah, masing-masing menuju ke kutub yang berlawanan.
Telofase I sitoplasma membelah menjadi dua sel yang terpisah, kromsom tetap dalam keadaan benang ganda.
Meiosis II terdiri dari:
Profase II, kromosom benang ganda muncul kembali dalam masing-masing sel baru.
Metafase II, kromosom benang ganda bergerak menuju ke tengah sel, sentromer muncul.
Anafase II, sentromer membelah menjadi dua pada setiap sel dan masing-masing benang dari pasangan kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan.
Telofase II, benang-benang spindel lenyap dan selaput inti terbentuk di sekitar kromosom pada setiap sel.
Setiap inti mengandung hanya separuh dari jumlah kromosom inti sel yang asli atau induknya. Sebagai contoh, sebuah sel mula-mula memiliki 46 kromosom, pada saat mulai meiosis I membelah untuk menghasilkan sel dengan masing-masing memiliki 23 kromosom pada akhir meiosis II.
Pembentukan Tunas
Cara perkembangbiakan aseksual lainnya adalah pembentukan tunas. Banyak makhluk hidup lainnya seperti jamur merang, tumbuhan seperti pisang, dan juga beberapa jenis hewan lainnya seperti Hydra memiliki cara perkembangbiakan aseksual dengan pembentukan tunas. Pada saat Hydra berkembangbiak secara aseksual, seekor individu baru akan berkembang dari induk melalui proses yang disebut pembentukan tunas (budding). Selain Hydra hewan lain yang berkembangbiak dengan pembentukan tunas adalah ubur-ubur dan koral.
Spora
Tahukah kamu bahwa jamur, tumbuhan lumut, dan tumbuhan paku berkembangbiak secara aseksual dengan spora. Di dalam spora terdapat ADN dan sedikit sitoplasma, spora yang jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Pada tumbuhan paku, spora berasal dari sel yang berubah fungsinya menjadi alat perkembangbiaan. Inti sel tersebut berubah menjadi beberapa inti yang masing-masing menjadi spora. Spora hanya terdapat di sebelah bawah daun yang fertil, yaitu daun yang subur. Daun yang tidak menghasilkan spora disebut daun steril. Spora yang jatuh di tempat yang lembab akan tumbuh menjadi protonema dan selanjutnya menjadi tumbuhan paku.
Pada hewan tertentu, misalnya lebah dan rayap, sel telur dapat tumbuh menjadi hewan utuh tanpa dibuahi. Peristiwa tersebut dinamakan partenogenesis. Ratu lebah dapat mengeluarkan telur yang telah dibuahi dan belum dibuahi secara bersama-sama. Telur yang dibuahi akan berkembang menjadi hewan betina (pekerja). Telur yang tidak dibuahi akan menjadi hewan jantan (raja) yang disebut drone.
2. Skenario/Rencana Pelaksanaan Pelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PELAJARAN
Sekolah
Kelas/Semester
Mata pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

Indikator










Alokasi Waktu
:
:
:
:
:

:










:
SMP Negeri 2 Kendari
IX (Sembilan)/Ganjil
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup
2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleski alam, dan perkembangbiakan
· Mengaitkan perilaku adaptasi hewan tertentu dilingkungannya dengan kelangsungan hidup
· Memprediksikan punahnya beberapa jenis makhluk hidup akibat seleksi alam hubungannya dengan kemampuan yang dimiliki
· Mendeskripsikan hubungan interspesifik (antar populasi) dengan seleksi alam
· Menjelaskan peran perkembangbiakan bagi kelangsungan hidup
· Mendiskripsikan cara perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan
4 jam pelajaran (2 kali pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
Pertemuan Pertama
1. menjelaskan bagaimana sel membelah
2. menjelaskan manfaat perkembangbiakan bagi mahluk hidup
3. membandingkan contoh-contoh perkembangbiakan aseksual yang berbeda.
4. memberikan contoh masing-masing cara perkembangbiakan aseksual.
Pertemuan Kedua
5. mengidentifikasi ciri-ciri perkembangbiakan generatif
6. menjelaskan keuntungan perkembangbiakan generatif.
7. menjelaskan dengan contoh cara-cara perkembangbiakan generatif pada mahluk hidup.
8. membandingkan perkembangbiakan vegetatif dengan generatif.
9. mengidentifikasi langkah-langkah perkembangbiakan generatif.
B. Materi Pembelajaran
· Perkembangbiakan aseksual pada tumbuhan
· Perkembangbiakan seksual pada tumbuhan
C. Metode Pembelajaran
· Strategi belajar elaborasi dengan metode PQ4R.
· Model pembelajaran kooperatif
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama
1. Pendahuluan (20 menit)
· Guru memperlihatkan tanaman utuh dan beberapa organ tumbuhan seperti biji batang, dan daun pada siswa, kemudian meminta siswa untuk memperhatikannya.
· Guru meminta siswa mengingat kembali bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, dan sebagainya.
· Guru menanyakan kepada siswa, apa yang harus dilakukan oleh tumbuhan dan mahluk hidup lainnya agar tetap hidup.
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara garis besar.
2. Kegiatan Inti (100 menit)
· Dengan mengacu pada strategi belajar tipe elaborasi dengan metode PQ4R, guru melaksanakan preview dengan menugaskan siswa untuk membaca secara singkat materi tentang perkembangbiakan aseksual pada makhluk hidup.
· Setelah membaca buku, siswa ditugaskan untuk menyusun pertanyaan tentang apa yang belum diketahui dari hasil bacaannya. Topik-topik yang ditanyakan siswa, jawabannya dapat ditemukan dalam bacaan tersebut.
· Siswa duduk dalam kelompok 4 sampai 5 orang kemudian siswa bekerja sama menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menemukan ide pokok pada setiap paragraf.
· Melakukan refleksi dengan mempresentasikan hasil kerja kelompok kemudian kelompok lainnya menanggapi.
· Guru melakukan resitasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang telah disusun siswa kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut dengan suara keras.
· Guru melakukan refiew dengan menugaskan kembali siswa untuk mengulang bacaannya dan menyusun kesimpulan pelajarannya berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
3. Penutup (15 menit)
· Guru mengajukan umpan balik untuk mengetahui pemahaman siswa dengan cara meminta siswa untuk mengerjakan butir-butir soal ulangan harian.
· Melaksanakan penilaian kelas berupa penilaian fortopolio dan jurnal kelas.
· Berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Pertemuan Kedua
1. Pendahuluan (15 menit)
· Guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang perkembangbiakan vegetatif yang telah dipelajarinya melalui tanya jawab.
· Guru menunjukkan pada siswa telur ayam seraya mengajukan pertanyaan. Apa kegunaan telur bagi ayam, dan apakah mereka pernah menyaksikan dalam kehidupannya, telur berkembang menjadi apa? Demikian pula halnya dengan kegunaan bunga pada tumbuhan. Diskusi diarahkan kepada perkembangbiakan generatif atau seksual.
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti (100 menit)
· Dengan mengacu pada strategi belajar tipe elaborasi dengan metode PQ4R, guru melaksanakan preview dengan menugaskan siswa untuk membaca secara singkat materi tentang perkembangbiakan seksual pada makhluk hidup.
· Setelah membaca buku, siswa ditugaskan untuk menyusun pertanyaan tentang apa yang belum diketahui dari hasil bacaannya. Topik-topik yang ditanyakan siswa, jawabannya dapat ditemukan dalam bacaan tersebut.
· Siswa duduk dalam kelompok 4 sampai 5 orang kemudian siswa bekerja dengan cara menukarkan pertanyaan yang mereka susun dengan siswa lainnya dalam kelompok. Kemudian mereka mendidkusikan jawaban pertanyaan tersebut.
· Melakukan refleksi dengan mempresentasikan hasil kerja kelompok kemudian kelompok lainnya menanggapi. Pertanyaan tiap kelompok dipajang dalam ruang kelas.
· Siswa melakukan resitasi dengan merangkum seluruh pertanyaan dan jawaban yang diajukan setiap kelompok. Guru menugaskan seorang siswa pada setiap kelompok untuk membacakan hasil rangkumannya.
· Guru melakukan refiew dengan menugaskan kembali siswa untuk mengulang bacaannya dan menyusun kesimpulan pelajarannya berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
3. Penutup (20 menit)
· Siswa kemudian ditugaskan membaca LKS-01. siswa membuat daftar alat dan bahan yang diperlukan untuk mengerjakan LKS tersebut, untuk dibawah pada pertemuan berikutnya.
· Melaksanakan penilaian kelas berupa ulangan harian (kuis) dan jurnal siswa.
· Berdoa sebelum mengakhiri pelajaran

E. Sumber Pembelajaran
· Buku Siswa
· Buku lain yang relevan
· Lup, Selotip, tumbuhan utuh
· Bagian tumbuhan (seperti biji, batang, daun dll)
· Berbagai macam bunga
F. Penilaian
Penilaian formatif (ulangan Harian)
1. Sebutkan dua ciri perkembangbiakan aseksual!
2. Sebutkan 4 cara perkembangbiakan aseksual pada makhluk hidup!
3. Sebutkan urutan pembelahan sel secara mitosis!
4. Sebutkan tiga ciri umum pembelahan sel secara meiosis!

V. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran strategi belajar elaborasi metode PQ4R dapat peningkatan prestasi belajar siswa SMP pokok bahasan kelangsungan hidup organisme.
2. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan strategi elaborasi metode PQ4R menjadi lebih meningkat.
3. Aktivitas siswa dalam kelompok pada pembelajaran dengan strategi elaborasi metode PQ4R akan lebih baik jika jawaban siswa atau hasil kerja kelompok dipertukarkan dengan hasil kerja kelompok lainnya.
4. Keberhasilan siswa dalam menerapkan strategi-strategi belajar metode PQ4R sangat dipengaruhi oleh kreativitas guru dalam membimbing dan menfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru mata pelajaran biologi di SMP hendaknya melakukan inovasi pembelajaran dengan menggunakan strategi-strategi belajar yang sesuai dengan karakteristik pokok bahasannya.
2. Agar lebih efektif pelaksanaan pembelajaran dengan strategi elaborasi metode PQ4R, hendaknya rasio ketersediaan buku siswa berbanding 1 : 1.
3. Pembelajaran dengan menggunakan strategi elaborasi hendaknya dipadukan dengan model pembelajaran lainnya seperti kooperetif tipe STAD agar lebih efektif.
4. Jika pendekatan strategi elaborasi metode PQ4R ingin dikembangkan lebih jauh di sekolah, maka perlu mempertimbangkan jumlah siswa dan pengaturan tempat duduk, agar aktivitas guru dan siswa dapat lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1994a. Garis-garis Program Pengajaran IPA. Dikdasmen. Depdikbud Jakarta.

_______.1995b. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Dikdasmen. Depdikbud. Jakarta.

_______. 2002a. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Buku 5 Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Direktorat SLTP. Ditjen Dikdasmen Depdinas. Jakarta.

_______. 2002b. kurikulum Berbasis Kompetensi SLTP. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Pengujian Berbasis Kemampuan Dasar SLTP Mata Pelajaran Sains (Modul III).Direktorat PLP. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta.

_______. Tanpa tahun. Keterampilan Proses (Modul G) Science Education Quality improvement Project (SEQIP). Direktorat TK dan SD. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarata.

Corebima, A.D. 2003. Pembelajaran Kontekstual. Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta.

Ibrahim, M. 2003a. Teori Belajar Kontruktivisme. Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2003b. Asesmen Autentik. Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2003c. Asesmen Alternatif. Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2003d. Kerja Ilmiah: Observasi. Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta.

Puspitasari, R.P. 2003. Strategi-Strategi Belajar. Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta.

Sulistiyono, T. 2003. Modul Umum: Wawasan Kependidikan. Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta.

Bahan Ajar

Standar Kompetensi
Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem



Kompetensi Dasar

7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem
7.2 Mengindentifi-kasikan pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem
7.3 Memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan
7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan









Mengamati Sistem

Untuk mengamati sistem beserta interaksi antara komponen-komponennya, kamu perlu mangamati apa saja yang ada dalam sistem itu. Apakah kamu termasuk di dalamnya?

Apa yang kamu harus lakukan?
1. Pilihlah lingkungan kecil di sekitar sekolahmu untuk diamati, berilah batas dengan rumput atau kaayu. Amati apa yang ada di daerah yang telah kamu tentukan batas-batasnya.
2. Amatilah dengan hati-hati dan catatlah segala sesuatu yang ada dalam batas-batas yang telah kamu tandai termasuk udara dan tanah.
3. Kelompokkanlah apa yang kamu amati ke dalam dua kelompok, yaitu sesuatu yang hidup dan sesuatu yang tidak hidup.
4. Apakah sesuatu yang hidup mempengaruhi sesuatu yang tidak hidup? Apakah terjadi sebaliknya?
Penyelidikan
Gambar 7.1
Contoh ekosistem















A
Komponen Ekosistem, Peran, dan Interaksinya



Indikator

· Mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari merupakan sumber energi utama
· Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan berdasarkan hasil pengamatan suatu ekosistemKomponen Ekosistem
Seperti hasil penyelidikanmu, bahwa ekosistem memiiliki dua komponen penyusun, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Masing-masing komponen tersebut memiliki peran masing-masing.
1. Komponen Biotik
a. Produsen
Istilah Sains

· Ekosistem
· Ekologi
· Biosfer
· Faktor biotik
· Faktor abiotik
· Habitat
· Individu
· Populasi
· Komunitas
· Relung
· Kepadatan populasi
· Produsen
· Konsumen
· Pengurai
· Autotrof
· Fotoautotrof
· Kemoautotrof
· Rantai makanan
· Jaring-jaring makanan
Gambar 7.2 Organisme autotrof
Produsen adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri (autotrof). Tumbuhan hijau adalah contoh organisme yang dapat menghasilkan makanannya sendiri. Tumbuhan dikenal juga sebagai fotoautotrof karena menggunakan energi matahari untuk menghasilkan makanan melalui fotosintesis. Beberapa autotrof tidak dapat menggunakan sinar matahari sebagai sumber energinya. Sebagai gantinya, mereka menggunakan cadangan energi dalam senyawa kimia untuk membuat makanan, organisme ini dikenal dengan kemoautotrof. Contoh organisme kemoautotrof adalah bakteri.
b. Konsumen
Manusia dan hewan sangat tergantung pada tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Manusia dan hewan merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh makanannya dari makhluk hidup lainnya dikenal sebagai konsumen. Konsumen tidak mampu membentuk makanannya sendiri atau disebut organisme heterotrof. Berdasarkan jenis makanannya konsumen dapat dikelompokkan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora.
(a)
Harimau makan daging, sedang sapi makan tumbuhan. Hewa-hewan pemakan daging disebut karnivora. Hewan-hewan pemakan tumbuhan disebut herbivora. Di antara makhluk hidup di alam ini ternyata ada yang memakan daging dan tumbuhan. Misalnya ayam makan biji-bijian dari tumbuhan dan cacing tanah atau serangga. Kelompok makhluk hidup ini dikelompokkan sebagai omnivora (pemakan segala). Hewan apa lagi yang kamu kenal sebagai hewan karnivora, herbivora, dan omnivora?
Gambar 7.3 (a) hewan herbivora, (b) hewan karnivora, dan (c) hewan omnivora
(c)
(b)Berdasarkan sumber makanan utamanya, konsumen dapat dikelompokkan menjadi konsumen primer, konsumen sekunder, dan konsumen tersier. Konsumen primer merupakan hewan pemakan produsen atau tumbuhan (herbivora). Misalnya sapi makan rumput. Konsumen sekunder hewan pemakan konsumen primer. Misalnya burung pemakan serangga memakan belalang pemakan tumbuhan. Konsumen tersier merupakan hewan pemakan konsumen sekunder. Misalnya seekor ular memakan burung pemakan serangga.


c. Pengurai
Organisme yang telah mati diuraikan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh pengurai. Organisme yang memiliki kemampuan menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati di sebut pengurai. Pengurai adalah jasad renik atau makhluk hidup lain yang dapat menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati atau membusuk.
Kelompok pengurai ini misalnya cacing tanah, bakteri, dan jamur. Hasil penguraian dari organisme pengurai ini akan digunakan oleh tumbuhan untuk membentuk atau mensintesis makanannya.


2. Komponen Abiotik
Membandingkan tanah

Mengamati ciri-ciri tanah
1. Isilah dua mangkuk dengan jenis tanah yang berbeda dalam jumlah yang sama
2. Tuangkan air dalam jumlah yang sama ke dalam tiap mangkuk
3. Amatilah ciri-ciri pada adonan tanah yang kamu buat. Catatlah apa yang kamu amati dalam buku catatanmu.

Analisis
Apakah perbedaan antara tanah dalam dua mangkok tersebut dengan keadaan semula?
Lab Mini 7.1Telah kita pahami bahwa ekosistem merupakan satu kesatuan antara faktor-faktor lingkungan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Jadi, berdasarkan fungsinya ekosistem mempunyai dua komponen, yaitu komponen biotik yang terdiri atas makhluk hidup dan komponen abiotik yang terdiri atas benda-benda tidak hidup.
Beberpa komponen abiotik, antara lain faktor tanah, temperatur, cahaya, air, dan udara.
Tanah
Tanah adalah fakor abiotik yang dapat mempengaruhi tumbuhan dan organisme lain yang dapat ditemui dalam ekosistem. Tanah disusun dari komponen-komponen tanah. Komponen utama penyusun tanah ada empat antara lain mineral-mineral, air, udara, dan bahan organik. Bahan mineral (organik) berupa pecahan batuan dengan ukuran bervariasi. Bahan organik merupakan hasil penguraian dari bagian tumbuhan dan hewan. Bahan organik tanah sangat penting karena merupakan sumber utama belerang dan fosfor yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Perbedaan komposisi mineral, bahan organik, air, dan udara akan menghasilkan tanah dengan jenis yang berbeda pula.
Suhu
Suhu (temperatur) sangat menentukaan organisme apa yang dapat hidup di suatu tempat. Suhu di bumi merupakan akibat langsung dari adanya cahaya matahari. Bumi dapat menyerap energi matahari sehingga bumi menjadi lebih hangat.
Suhu di bumi berbeda-beda sehingga makhluk hidup harus beradaptasi terhadap perbedaan suhu tersebut. Tumbuhan maupun hewan yang hidup di daerah kutub berbeda dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di khatulistiwa yang lebih panas. Prediksikanlah apa yang akan terjadi jika tumbuhan maupun hewan yang hidup dilereng gunung yang bersuhu sejuk di pindahkan ke daerah pantai yang bersuhu panas.
Bagaimana Suhu Mempengaruhi Makhluk Hidup

Satu faktor abiotik yang sangat mempengaruhi makhluk hidup dalam lingkungan adalah suhu. Pada eksperimen ini, kamu akan memeriksa bagaimana perubahan suhu mempengaruhi ikan mas.

Masalah
Bagaimana pengaruh suhu terhadap pernapasan ikan?
7.1





Apa yang kamu perlukan?
2 gelas kimia 250 ml
Pengukur waktu (stop watch/jam)
Thermometer
Kertas label
Es batu
Ikan kecil
Apa yang kamu lakukan?
Isilah kedua gelas kimia dengan air dan isilah dengan ikan kecil pada kedua gelas kimia tersebut. Berilah label pada satu gelas kimia dengan label percobaan dan gelas yang lain dengan label kontrol.
Gunakan termometer untuk mengukur suhu air pada kedua gelas.
Perhatikan tutup insang ikan. Penutup insang membuka dan menutup saat ikan bernapas. Hitung berapa kali penutup insang membuka selama satu menit.
Ulangi langkah ketiga sebanyak dua kali dan cacat data yang kamu peroleh.
Secara perlahan-lahan ambil sepotong es batu (kecil) dan masukkan ke dalam gelas percobaan sampai termometer menunjukkan 100C di bawah suhu pada langkah 2. Tungggu 5 menit dan biarkan es itu mencair.
Dugalah (buatlah hipotesis) apakah kecepatan ikan bernapas bertambah cepat, berkurang, atau tetap pada suhu yang lebih rendah. Hipotesis pengaruh suhu terhadap ikan: ...............................................................................................................
Catatlah suhu air dalam gelas dan ulangi langkah ke 3 dan 4.
Kembalikan ikan pada akuarium setelah air kembali pada suhu normal.






Analisis
Apa yang kamu ukur bila menghitung berapa kali penutup insang membuka dan menutup?
Apakah membuka dan menutupnya penutup insang lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan dengan dalam air pada suhu kamar (normal)?
Apakah penurunan suhu mempengaruhi kecepatan bernapas ikan?

Kesimpulan dan Penerapan
1. Apakah hasil eksperimenmu mendukung hipotesismu?
2. Jelaskan bagaimana faktor abiotok dapat mempengaruhi semua makhluk hidup dalam satu ekosistem?
3. Air dingin mengandung lebih banyak oksigen terlarut dari pada air hangat. Gunakan informasi ini untuk menjelaskaan mengapa ikan bernapas lebih cepat dalam air hangat dari pada dalam air dingin?
Cahaya
Semua makhluk hidup memerlukan cahaya terutama cahaya matahari. Tumbuhan hijau memerlukan energi cahaya untuk melakukan fotosintesis. Di samping itu pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh cahaya. Manusia dan hewan memperoleh energi dengan makan tumbuhan. Bila kamu makan makanan yang dihasilkan oleh tumbuhan, maka kamu telah mengkonsumsi energi yang awalnya dari cahaya matahari.
Air
Gambar 7.4
Tumbuhan beradaptasi terhadap lingkungan air dengan memiliki daun yang lebarAir merupakan komponen yang terbanyak di dalam tubuh makhluk hidup. Oleh karena itu, makhluk hidup sangat memerlukan air untuk menunjang kehidupannya. Air di dalam tubuh tumbuhan maupun hewan dapat berperan sebagai media pelarut bahan organik dan anorganik. Air juga sebagai media pengangkut dalam tubuh tumbuhan.
Berdasarkan kondisi air pada tempat hidupnya, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan hidrofit , tumbuhan higrofit, dan tumbuhan xerofit. Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang tumbuh di tempat banyak air sperti tertai. Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang menyukai tempat yang lembab seperti tanaman keladi. Tumbuhan xerofit adalah tumbuhan yang tumbuh di tempat kekurangan air seperti tanaman kaktus.
Udara
Semua makhluk hidup memerlukan udara, terutama oksigen untuk bernapas. Di dalam udara terdapat bermacam-macam gas, antara lain; oksigen, nitrogen, dan karbondioksida. Oksigen digunakan oleh makhluk hidup untuk bernapas. Karbondioksida ditangkap oleh tumbuhan hijau dari udara, digunakan untuk proses fotosintesis. Sebagian tumbuhaan mendapatkan nitogen bebas dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium dan ganggang biru. Nitrogen merupakan unsur penting bagi tumbuhan hijau.
Sebagian besar udara yang diperlukan makhluk hidup tersedia dalam atmosfer. Akan tetapi, ada makhluk hidup yang mengambil udara dari dalam air dan ada pula yang mengambil udara yang terdapat di dalam tanah, misalnya akar tanaman.
Organisasi Makhluk Hidup dalam Ekosistem
Satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem meliputi individu, populasi, dan komunitas. Untuk memahami pengertian masing-masing istilah tersebut lakukanlah kegiatan berikut.

Mengamati Satuan-satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

Jumlah setiap jenis makhluk hidup yang terdapat dalam ekosistem tertentu ada banyak variasinya. Disuatu ekosistem ditemukan seekor kupu-kupu dan dan ribuan semut serta beberapa pohon rumput gajah.
Masalah
Apa yang dimaksud dengan individu, populasi, dan komunitas?
7.2





Apa yang kamu perlukan?
4 buah tongkat kayu
Meteran ulur
Tali rafia
Buku catatan
Apa yang kamu lakukan?
1. Pergilah ke suatu tempat yang telah ditentukan gurumu seperti kebun sekolah. Pililah satu titik di kebun tersebut secara bebas.
2. Gunakan meteran ulur untuk mengukur panjang 50 cm. Ukurlah daerah berbentuk bujur sangkar. Tancapkan tongkat kayu di setiap sudut bujur sangkar dan hubungkan tiap-tiap tongkat kayu dengan tali rafia pada bagian pangkalnya.
3. Hitunglah jumlah tiap-tiap jenis hewan dan tumbuhan dalam daerah bujur sangkarmu. Catatlah jenis dan jumlah setiap jenis hewan dan tumbuhan yang kamu temukan pada tabelmu.
4. Bagilah keseluruhan tiap jenis organisme dengan luas daerah bujur sangkarmu (50 cm x 50 cm) untuk menentukan kepadatan populasi setiap jenis pada daerah pengamatanmu.
Tabel Pengamatan
No.
Makhluk Hidup
Jumlah
Benda Tak Hidup
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst



Analisis
Apakah kamu menemukan jenis makhluk hidup dalam bujur sangkarmu jumlahnya hanya satu? Jenis makhluk hidup tersebut dinamakan individu.
Ada berapa individu yang kamu temukan dalam bujur sangkarmu?
Jenis makhluk hidup apa yang kamu temukan jumlahnya lebih dari satu? Jenis makhluk hidup tersebut dinamakan populasi.
Ada berapa jumlah populasi hewan dan tumbuhan yang kamu temukan? Hitunglah kepadatan populasi hewan dan tumbuhan tersebut dengan membagi dengan luas daerah yang ditempati.
Apakah daerah pengamatanmu dapat dikatakan komunitas? Apa nama komunitasnya?
Faktor abiotik apa yang mempengaruhi makhluk hidup dalam komunitas tersebut sehinga terjadi saling interaksi?

1. Individu
Individu adalah satu makhluk hidup tunggal yang dapat berdiri sendiri. Seorang manusia, seekor hewan, atau sebatang pohon merupakan contoh individu. Coba kamu temukan individu yang ada di halaman rumahmu!
Gambar 7.5
Seekor rusa merupakan individuPada umumnya cukup mudah untuk menentukan apakah suatu makhluk hidup merupakan individu atau kelompok individu, apabila makhluk hidup tersebut tidak merupakan satu koloni. Akan tetapi, apabila merupakan satu koloni, sukar membedakan apakah termasuk individu atau kelompok individu. Sebagai contoh, perhatikan tumbuhan jahe atau sejenisnya. Di atas permukaan tanah, tampak masing-masing tanaman jahe berdiri sendiri sehingga merupakan satu individu. Tetapi apabila kita perhatikan secara seksama, ternyata masing-masing batang tanaman jahe berhubunga satu dengan lainnya.
2. Populasi
Gambar 7.6 Contoh populasi rusa
Sejumlah individu sejenis yang menetap pada suatu daerah dinamakan populasi. Sebagai contoh, apabila kita hendak menyatakan populasi rusa di suatu daerah, berarti meliputi semua rusa, baik bertanduk pendek maupun yang bertanduk panjang, betina atau jantan, yang masih kecil atau yang sudah tua dan sebagainya yang terdapat pada daerah itu. Demikian pula apabila kita menyatakan populasi tanaman padi, berarti meliputi semua jenis padi yang terdapat di suatu daerah.
Jumlah individu sejenis yang dilubungkan dengan luas atau ruang yang ditempatinya dinamakan kepadatan populasi. Jumlah dari suatu jenis makhluk hidup yang terdapat pada suatu daerah dari waktu ke waktu dapat mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh dinamika populasi berupa faktor kelahiran, kematian, dan perpindahan.
3. Komunitas
Seluruh populasi yang hidup bersama di suatu daerah, baik berupa hewan atau tumbuhan merupakan komunitas. Sebagai contoh, apabila kita menyatakan komunitas suatu kebun adalah macam-macam populasi hewan dan tumbuhan yang hidup di kebun itu. Anggota komunitas kebun, misalnya populasi pohon kelapa, populasi pohon pisang, rumput teki, cacing tanah, tikus, belalang. Anggota komunitas juga meliputi jasad renik yang tidak dapat dilihat oleh mata, misalnya bakteri.
Aliran Energi Dalam Ekosistem
Bila kamu mengamati bagian kecil ekosistem seperti pada kegiatan sebelumnya, atau seluruh ekosistem yang luas seperti daratan atau lautan, maka kamu dapat mengetahui hubungan keterkaitan di antara organisme. Makanan diperlukan untuk proses kehidupan tiap-tiap organisme, baik produsen, konsumen, atau pengurai. Bagaimana produsen, konsumen, dan pengurai saling berinteraksi?
Ingat kembali proses fotosintesis, tumbuhan menggunakan energi cahaya matahari untuk membuat makanan. Reaksi kimia tersebut mengubah air, karbondioksida, dan energi cahaya menjadi karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat adalah makanan yang dapat disimpan dan selanjutnya digunakan oleh tumbuhan dan organisme lainnya yang memakan tumbuhan.

1. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan memakan pada urutan tertentu. Rantai makan dan dimakan yang terjadi merupakan peristiwa satu alur. Bila hewan sebagai konsumen memakan tumbuhan, maka energi yang ada pada tumbuhan
berpindah pada hewan. Selanjutnya hewan tersebut sebagai konsumen primer dimakan oleh hewan lainnya (konsumen sekunder), yang juga akan dimakan oleh hewan lainnya (konsumen tersier). Secara bertahap energi makanan berpindah dari hewan ke hewan berikutnya. Energi juga
Gambar 7.7
Contoh rantai makananberpindah saat pengurai menguraikan organisme yang telah mati.
2. Jaring-jaring Makanan
Hubungan makan dan dimakan pada satu rantai seperti di atas tergolong sederhana. Namun demikian banyak organisme memperoleh makanan lebih dari satu sumber. Seringkali satu produsen dimakan oleh beberapa macam konsumen pertama dan konsumen pertama dimakan oleh beberapa konsumen kedua dan seterusnya.
Gambar 7.8
Contoh jaring-jaring makananKonsumen tidak hanya bergantung pada satu jenis makanan saja, begitu pula satu jenis makanan tidak hanya dimakan oleh sejenis konsumen saja. Misalnya rumput tidak hanya dimakan oleh belalang, melainkan juga dimakan oleh kelinci, kambing, dan sapi. Belalang tidak hanya dimakan oleh burung-burung kecil tetapi dimakan oleh ayam. Jadi di alam ini terjadi pula hubungan antara satu rantai makanan dengan rantai makanan lainnya. Kumpulan rantai makanan-rantai makanan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dinamakan jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan dapat terjadi di kehidupan darat maupun dikehidupan air.
3. Piramida Makanan
Gambar 7.9
Contoh Piramida makanan
Dalam jaring-jaring kehidupan, hanya sebagian kecil dari energi yang mengalami perpindahan dari organisme yang satu ke organisme laainnya. Agar rantai makanan tersebut dapat berlanjut dengan seimbang, maka jumlah produsen harus lebih banyak dari konsumen tingkat I. Jumlah konsumen tingkat I harus lebih banyak jumlahnya dari konsumen tingkat II. Jumlah konsumen tingkat II harus lebih banyak jumlahnya dari konsumen tingkat III, dan seterusnya. Keadaan seperti di atas merupakan gambaran apa yang disebut dengan piramida makanan seperti pada gambar 7.9.

Rangkuman Subbab



1. Ekosistem memiiliki dua komponen penyusun, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.
2. Komponen biotik terdiri atas produsen, konsumen, dan pengurai.
3. Produsen adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri (autotrof) contoh tumbuhan hijau.
4. Konsumen adalah makhluk hidup yang memperoleh makanannya dari makhluk hidup lainnya (organisme heterotrof). Hewan dan manusia merupakan contoh organisme heterotrof.
5. Berdasarkan jenis makanannya organisme heterotrof dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.
6. Pengurai adalah organisme yang memiliki kemampuan menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Contoh pengurai adalah cacing tanah, bakteri, dan jamur.
7. Komponen abiotik, antara lain faktor tanah, temperatur, cahaya, air, dan udara.
8. Satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem meliputi individu, populasi, dan komunitas.
9. Individu adalah satu makhluk hidup tunggal yang dapat berdiri sendiri seperti seorang manusia, seekor hewan, atau sebatang pohon.
10. Sejumlah individu sejenis yang menetap pada suatu daerah dinamakan populasi.
11. Seluruh populasi yang hidup bersama di suatu daerah, baik berupa hewan atau tumbuhan merupakan komunitas.
12. Rantai makanan adalah peristiwa makan memakan pada urutan tertentu.
13. Kumpulan beberapa rantai makanan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dinamakan jaring-jaring makanan.



Uji Kompetensi Subbab A


Sebutkan faktor biotik yang menyusun suatu ekosistem! Jelaskan dan berikan contoh!
Apa yang dimaksud dengan organisme autotrof dan heterotrof. Jelaskan dengan memberikan contoh!
Ada berapa macam organisme heterotrof? Jelaskan beserta contohnya?
Jelaskan mengapa bila suatu komponen berubah maka keseimbangan ekosistem juga berubah!
Sebutkan faktor abiotik yang menyusun ekosistem!
Jelaskan apa yang dimaksud dengan individu, populasi, dan komunitas!
Jelaskan pengertian ekosistem!




B
Keanekaragaman Makhluk Hidup dalam Pelestarian Ekosistem



Indikator

· Mendefinisikan makhluk hidup yang tergolong langka
· Menyebutkan contoh makhluk hidup yang tergolong langka di suatu lokasi
· Mengemukakan pentingnyamembudidayakan tumbuhan dan hewan langka
· Membuat tulisan untuk mengenal jenis, bentuk, dan manfaat tumbuhan, hewan langka yang dilindungiPentingnya Keanekaragaman Bagi Kelestarian Makhluk Hidup
Kamu telah mengetahui bahwa makhluk hidup sangat beranekaragam. Keanekaragaman itu ditemukan juga di antara anggota-anggota tiap spesies, bahkan di antara individu-individu seketurunan. Kamu juga telah mempelajari bahwa, keanekaragaman bermanfaat bagi kelangsungan hidup.
Keanekaragaman makhluk hidup ternyata sangat penting bagi kelangsungan hidup atau kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup, tumbuhan ataupun hewan misalnya yang memiliki tingkat kelestarian tinggi, diyakini sangat beranekaragam. Sebaliknya, makhluk hidup yang terancam punah, juga diyakini nilai keanekaragaman kelompoknya rendah atau sangat rendah.
Istilah Sains

· Satwa
· Fauna
· Flora
· Cagar alam
· Suaka margasatwa
· Keanekaragaman hayatiApa sebab nilai keanekaragaman tinggi menjamin kelestarian suatu kelompok makhluk hidup? Apa sebab suatu kelompok makhluk hidup yang nilai keanekaragamannya rendah berpeluang besar terancam punah?
Setiap makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya, baik yang hidup maupun yang tak hidup. Secara alami tiap makhluk hidup maupun kelompok makhluk hidup yang berhasil tetap hidup dan menghasilkan keturunan adalah yang lulus atau berhasil selama interaksi itu. Dalam hubungan ini, sebenarnya mudah dipahami, bahwa jika nilai keanekaragaman suatu kelompok tinggi, maka peluangnya untuk lulus dalam interaksi itu juga tinggi, demikian juga sebaliknya.
Marilah kita cermati suatu contoh berikut. Dua populasi (A dan B), di suatu habitat pada suatu waktu. Populasi A diandaikan memiliki 10 maacam keanekaragaman, sedangkan populasi B hanya memiliki 4 macam keanekaragaman. Selama interaksinya dengan lingkungan (misalnya terjadi peningkatan suhu lingkungan) dari 10 macam keanekaragaman pada populasi A, ternyata 5 diantaranya tidak berhasil; dan yang berhasil 5 macam keanekaragaman. Selama waktu itu pula dari 4 macam keanekaragaman pada populasi B, 3 diantaranya tidak berhasil berinteraksi, dan yang berhasil hanya 1 macam keanekaragaman. Melihat kenyataan semacam itu antara populasi A dan B, manakah yang berpeluang lebih besar untuk lestari? Benarkah populasi atau kelompok yang memiliki nilai keanekaragaman yang lebih tinggi berpeluang lebih besar untuk lestari?

Kegiatan Manusia yang dapat mempengaruhi Keanekaragaman Hayati
1. Bekerjalah dalam kelompok
2. Sebutkanlah satu kelompok (jenis) tumbuuhan atau hewan yang sedang terancam kepunahannya
3. Sebutkan juga dimana habitat jenis tumbuhan dan hewan yang terancaam punah tersebut
4. Bagaimana analisismu terhadap nilai keanekaragaman jenis tumbuhan atau hewan tesebut?
5. Laporkan hasil tugas ini kepada guru
INQUIRI SAINSKeanekaragaman setiap kelompok makhluk hidup tidak bersifat etap atau stabil. Kenyataan keanekaragaman tiap kelompok makhluk hidup, secara teoritis selalu berubah. Dalam perjalanan waktu ada kelompok makhluk hidup yang mengalami peningkatan keanekaragaman, ada yang tidak berubah keanekaragamannya, dan ada pula yang berkurang keanekaragamannya.
Penurunan keanekaragaman suatu kelompok makhluk hidup dapat terjadi secara alami di luar campur tangan manusia maupun karena campur tangan manusia. Dewasa ini perbuatan manusia ternyata berperan sangat besar terhadap penurunan keaneka-ragaman makhluk hidup, baik yang disadari maupun yang tidak disadari.
Apa saja perbuatan manusia yang dapat mengancam keanekaragaman makhluk hidup? Berikut ini daftar perbuatan manusia yang dapat mengancam atau menurunkan keaneka-ragaman makhluk hidup.
1. Perambahan hutan alam untuk keperluan pengambilan hasil hutan, perkebunan, pabrik, jalan raya, perumahan, dan sebagainya.
2. Penggunaan pestisida, insektisida, dan fungisida secara terus menerus dan tidak bertanggungjawab.
3. Penangkapan ikan dengan menggunakan pukat harimau, bahan peledak, pembiusan, dan sebagainya.
Usaha-usaha Manusia untuk Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati telah memberi manfaat secara ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat di Indonesia maupun di negara lain. Oleh karena itu, kita harus menginformasikan kepada masyarakat betapa pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia.
1. Melestarikan Satwa langka
1. Bekerjalah dalam kelompok
2. Rekamlah dalam bentuk tulisan paling sedikitnya satu perbuatan masyarakat di sekitarmu yang mengancam keanekaragaman makhluk hidup.
3. Makhluk hidup apakah yang terancam kepunahannya akibat perbuatan masyarakat tersebut?
4. Menurut pendapatmu, apakah perbuatan itu mudah dihentikan?
INQUIRI SAINSAda berbagai alasan yang dilakukan orang untuk mengambil sumber daya alam hayati, misalnya untuk dijadikan sebagai sumber pangan, perumahan, hiasan, dan beberapa alasan lainnya. Hal ini akan makin buruk jika kita belum melakukan penelitian tentang cara membudidayakan dan mengelola suatu jenis makhluk hidup secara berkelanjutan. Misalnya ikan arwana (Schleropages formoseus), hewan tersebut banyak diburu orang untuk dikoleksi karena harganya yang mahal. Padahal hingga saat ini belum banyak orang yang melakukan penelitian tentang cara membudidayakan dan mengelolanya secara berkelanjutan. Apa yang terjadi jika pengambilan di alam dilakukan terus menerus saat kita belum berhasil membudidayakan? Nasib serupa juga dialami oleh orang utan, burung cenderawasih, badak, kayu hitam, kayu cendana, dan beberapa jenis sumber daya alam hayati lainnya.
Satwa langka apabila pertumbuhan populasinya di alam menurun secara terus menerus. Kelangkaan satwa disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam disebabkan oleh perkembangbiakan yang sangat laambat dan daya dukung lingkungan yang tidak memungkinkan, sedangkan faktor manusia disebabkan oleh laju ekspoloitasi melebihi laju reproduksi satwa. Bagaimana cara menjaga satwa langka? Untuk menjaga kelestarian satwa langka, dan juga perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut:
a.
para pemburu harus mempunyai surat ijin,
b. senjata pemburu harus tertentu macamnya,
c. membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan,
d. harus menyerahkan sebagian tubuh yang harus diburuhnya kepada petugas,
e. dilarang memburu hewan-hewan langka,
f. jenis hewan tertentu hanya boleh ditangkap pada waktu tertentu saja,
g. tidak boleh memburuh hewaan yang sedang buntind, dan
h. tidak boleh membiarkan hewan buruannya lepas dalam keadaan terluka.
2. Melestarikan Tumbuhan
Walaupun tumbuhan dan hewan termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi bila pengambilannya secara terus menerus tanpa memperhatikan kecepatan daya reproduksinya, maka dapat berakibat musnahnya sumber daya alam hayati itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya alam disebut berlebihan bila jumlah yang diambil lebih besar dari pada yang dapat dihasilkan dalam waktu tertentu.
Sumber daya alam berupa tumbuhan telah banyak yang punah dan beberapa jenis tumbuhan langka terancam pulah kepunahannya, misalnya Raflesia arnoldii, kayu eboni, kayu cendana, dan sebagainya. Dalam mengekspoloitasi sumber daya alam, khususnya hutan sebagai habitat berbagai jenis tumbuhan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis),
b. melakukan reboisasi, yaitu menghutankan kembali hutan yang telah rusak, dan
c. mencegah kebakaran hutan.
3. Pencagaralaman
Cagar alam adalah sebidang tanah, suatu daerah yang disediakan dan ditata untuk melindungi spesies flora dan fauna di dalamnya. Di dalam cagar alam tidak dibolehkan adanya segala jenis ekspoloitasi.
Dalam era pembangunan, segala macam tumbuhan dan hewan ingin dimanfaatkan. Karena itu, sebidang lahan tidak boleh dijamah, sukar untuk diterima. Tekanan semakin besar agar cagar alam diikutsertakan dalam pembangunan. Untuk mengatasi tekanan ini makin banyaklah dipakai konsep taman nasional, di dalamnya dilakukan tujuan pencagaralaman. Kegiatan itu, misalnya parawisata, penelitian, dan pendidikan. Di Indonesia beberapa cagar alam telah mempunyai staatus taman nasionaal, yaitu Taman Nasional Rawaaopa, Taman Nasional Gede Pangrango, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Buluran, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lauser, dan sebagainya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa beberapa kegiatan yang dilakukan manusia dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan organisme lain. Untuk itu, sebaiknya kalian harus selalu berhati-hati dalam setiap kali melakukan kegiatan. Pikirkan dampak negatif yang diakibatkannya, terutama terhadap keanekaragaman hayati yang berada di sekitar kita.

Rangkuman Subbab


1. Perbuatan manusia yang dapat mengancam atau menurunkan keanekaragaman makhluk hidup antara lain; (1) perambahan hutan alam untuk keperluan pengambilan hasil hutan, perkebunan, pabrik, jalan raya, perumahan, dan sebagainya, (2) penggunaan pestisida, insektisida, dan fungisida secara terus menerus dan tidak bertanggungjawab, dan (3) penangkapan ikan dengan menggunakan pukat harimau, bahan peledak, pembiusan, dan sebagainya.
2. Satwa langka apabila pertumbuhan populasinya di alam menurun secara terus menerus.
3. Satwa langka yang ada di Indonesia adalah orang utan di Kalimantan, burung cenderawasih di Irian Jaya, anoa di Sulawesi, badak bercula satu di Ujung Kulon Jawa Barat, komodo di pulau Komodo, harimau di Sumatera, gajah di Sumatera, dan sebagainya.
4. Tumbuhan langka yang ada di Indonesia antara lain Raflesia arnoldii di Bengkulu, kayu eboni di Sulawesi Tengah, kayu cendana di Nusa Tenggara, dan sebagainya.
5. Usaha manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati melalui kegiatan cagar alam dan suaka marga satwa.


Uji Kompetensi Subbab B


Mengapa keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi dapat mencegah punahnya makhluk hidup tertentu?
Apa yang dimaksud dengan satwa langka!
Apa yang menyebabkan terjadinya satwa langka di Indonesia!
Sebutkan satwa langka dan lokasinya yang ada di Indonesia!
Sebutkan contoh tumbuhan langka dan lokasinya yang ada di Indonesia!
Jelaskan usaha-usaha untuk melestarikan keanekaragaman hayati!

C
Kepadatan Populasi Hubungannya Dengan Lingkungan



Indikator

· Memperkirakan hubungan populasi penduduk dengan kebutuhan air bersih dan udara bersih
· Memperkirakan hubungan populasi penduduk dengan kebutuhan pangan
· Memperkirakan hubungan populasi penduduk dengan ketersediaan lahan
· Menjelaskan pengaruh meningkatnya populasi penduduk terhadap kerusakan lingkungan
Apakah bumi mempunyai daya dukung lingkungan (carryng capacity) yang cukup bagi populasi manusia? Jika kita perhaatikan jumlah penduduk di kota-kota besar selalu bertambah setiap harinya. Kepadatan populasi penduduk yang tidak seimbang dengan besarnya area akan memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan. Banyak ilmuan yang beranggapan, bahwa produksi makanan tidak akan selalu bertambah dengan meningkatnya populasi manusia.
Istilah Sains

· Populasi
· Daya dukung
· Lingkungan
· Faktor pembatasManusia dapat mengubah ekosistem karena manusia memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, manusia dapat menguasai dan mendominasi makhluk hidup lainnya. Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan populasi manusia menjadi populasi yang terbesar dibandingkan dengan populasi makhluk hidup lainnya. Tidak seperti makhluk hidup lainnya, populasi manusia dapat mengurangi pengaruh lingkungan dengan meningkatkan produksi makanan (sumber daya alam) dan mengontrol penyakit.



Menghitung Rata-rata Perubahan Penduduk Setiap Tahun

Angka perubahan penduduk pertahun (AP) dapat ditunjukkan dengan persentase. Angka ini diperoleh dengan terlebih dahulu menghitung angka kelahiran (AK) dan angka kematian (AM).
Rumus AP adalah % (AP) = AK – AM/1000 x 100

Masalah
Hitunglah %(AP) dari beberapa benua, wilayah maupun dunia berdasarkan rata-rata berikut ini:
7.3

Profil

Nama Lengkap : Muhammad Ali
Tempat/tgl lahir : Soreang, 31 Desember 1960
Pekerjaan : Kepala SMP Negeri 3 Kendari
Hobby : Membaca dan Menulis